INOVASI PENJUAL ES KELAPA : TEKNIK BERJUALAN ES KELAPA DENGAN MIX ANEKA
RASA BUAH
(Studi kasus di
Sekitar Perumahan Mangun Jaya II, Tambun Selatan, Bekasi)
-
Pengantar.
Melihat fenomena sosiologi tentang bisnis pada sektor
informal dengan berjualan es kelapa muda di daerah saya dan menggunakan konsep
ekonomi sebagai hubungan dari sosiologi ekonomi dan dalam pengantar ini
berusaha menjelaskan tujuan mengapa memilih tema ini.
-
Profil dan
Cara bejualan bang Aan (nama sementara)
Motif berjualan es kelapa dan menelaah pengalaman bang Aan
sebagai penjual es kelapa.
-
Faktor-faktor
mengapa di lakukannya Inovasi berjualan bang Aan
-
Jenis-Jenis
Es Kelapa Yang Di Perjual-belikan
-
dampak
terhadap Inovasi tersebut.
Mencari tahu bahwa atas dasar apa bang Aan ini
melakukan inovasi tersebut dan dampak apa yang terjadi dengan dilakukannya
inovasi tersebut dari segi sosiologi ekonomi mengenai keterlekatan (dengan
asumsi adanya jaringan sosial yang terbentuk dari usaha tersebut karena penulis
cukup memperhatikan dengan penjual yang notabennya penjual itu ganti-ganti
orang munkin dapat dikatakan masih sanak saudara) serta hubungan terjadi antara
produk yang di jual dengan pelanggan es kelapa bang aan itu. (misal : mungkin
dengan diterimanya ide tentang inovasi baru dalam penjualan es kelapa).
-
Penutup
Membuat kesimpulan hubungan penjualan es kelapa dengan
keterlekatan terhadap konsumen terhadap inovasi penjualan es kelapa mix aneka
rasa
Sebagai
catatan : keterlekatan disini karena sama seperti apa yang ada di copy master
dari bisnis nasi goreng keliling oleh Bramantio Vedasiwi dan Alternatif Usaha
Sektor Informal oleh Syafirena Permata Asri. Belum ada teori yang relevan untuk
sementara ini.
INOVASI PENJUAL ES
KELAPA MUDA: TEKNIK BERJUALAN ES KELAPA DENGAN ANEKA RASA BUAH
(Studi Kasus di
Sekitar Perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatan, Bekasi)
Manggala Buana
(4825090157)
Sosiologi Pembangunan
Reg’09
Pengantar[1]
Di
masa sekarang ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak oleh
sebagian orang hal tersebut menjadi sebuah masalah yang sulit diatasi jika
keadaan tersebut berhubungan dengan pemberdayaan, baik dari segi pendidikan,
kesehatan, ekonomi tidak tercapai dengan baik, tuntutan ekonomi yang semakin
tinggi membuat seseorang lebih ‘fight’ dalam menghadapi kejamnya dunia ini
telah banyak orang-orang menyerah akan sulitnya hidup di masa sekarang ini,
namun hal tersebut tidak berlaku pada seseorang pelaku bisnis sektor informal
Bang Aan yang merintis usaha di bidang informal berupa penjualan es kelapa
muda, dengan peluang yang ia dapat, Bang Aan mencoba bertahan dengan bisnisnya
tersebut dan telah berkembang samapi sekarang. Tulisan ini juga di arahkan
untuk mengungkapkan berbagai faktor yang terciptanya peluang usaha dan keterlekatan
(embedded) oleh karena adanya
penjualan es kelapa dan proses berkembangnya usaha serta inovasi yang dibuat
oleh pelaku bisnis tersebut yaitu Bang Aan.
Bisnis
berjualan es kelapa ini merupakan salah satu bisnis yang biasanya bahkan banyak
terdapat di setiap daerah. Bisnis ini berkembang seiring dengan berkembangnya
budaya masyarakat dan lingkungan sosial sehingga bisnis ini masih tetap menjadi
salah satu alternatif sektor informal yang cukup diminati karena tidak terlalu
sulit dalam cara memulai usaha dan modal usaha maupun keterampilan kerja.
Alasan mengapa penulis memilih penelitian mengenai bisnis es kelapa ini penulis
melihat bahwa seseorang pembisnis walaupun minim keterampilan dan modal bisa
dengan mudah mencari alternatif dalam rangka mencari pekerjaan dan pendapatan
pribadi alternatif tersebut adalah dengan memanfaatkan lahan kerja di sektor
informal, namun lain dengan apa yang di buat oleh Bang Aan ini dengan inovasi
yang dibuatnya bang Aan bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi yang
mengglobal, alasan yang selanjutnya adalah kerena lokasi tempat tinggal penulis
tidak terlalu jauh dari objek penelitian penulis sehingga data-data yang
diperlukan oleh penulis untuk bahan
penelitian ini cukup mudah diperoleh. Selain itu, penulis penulis juga berharap
penelitian ini bisa cukup mempersentasikan mengenai bagaimana dampak inovasi
yang dilakukan oleh bisnis es kelapa ini yang terjadi di sekitar wilayah
perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatanyang merupakan tempat Bang Aan
berjualan.
Bisnis
es kelapa banyak sekali bermunculan di berbagai daerah, namun yang di utamakan
dalam tulisan ini adalah apakah dampak inovasi yang Bang Aan ciptakan, dari
faktor penjualan, pembelian serta keuntungan dengan berjualan es kelapa itu sendiri. Mengapa usaha yang di rintis
oleh Bang Aan ini di katakan sebagai usaha sektor Informal, karena usaha sektor
informal merupakan salah satu peluang bagi orang-orang dengan modal terbatas
dan memiliki keberanian serta mempunyai jiwa kewirausahaan seperti apa yang bang
aan lakukan sekarang ini. Definisi mengenai sektor informal di kemukakan oleh
Castells dan Portes (1989:12), sektor usaha informal meliputi semua tindakan
yang diatur oleh Negara dalam lingkungan sosial di mana aktifitas yang sam
diatur.[2]
Ciri-ciri informal menunjuk kepada cara perkotaan melakukan sesuatu yang
dicirikan dengan[3]: (1)
mudah memasukinya dalam arti keahlian, modal, dan organisasi, (2) perusahaan
milik keluarga, (3) beroprasi dalam skala kecil, (4) intensif dalam produksi
dan menggunakan tenaga sederhana, dan (5) pasar yang tidak diatur dan
kompetitif. Dengan cirri-ciri yang disebutkan semua itu ada pada kegiatan
bisnis yang Bang Aan lakukan sehingga dapat di jelaskan bahwa apa yang telah
Bang Aan lakukan sebagai Alternatif mencari pekerjaan bergerak pada sektor
informal
Dalam
sektor informal identik dengan Negara berkembang seperti apa yang di jelaskan
oleh Todaro mengenai cirri-ciri Negara berkembang, terdiri dari enam golongan
seperti[4]
: (1) Standar hidup yang rendah, (2) Produktivitas yang rendah, (3) Pertumbuhan
penduduk yang besar dan beban ketergantungan yang tinggi (4) Tingkat
pengangguran yang tinggi dan meningkat terus serta kekurangan lapangan kerja,
(5) Sangat tergantung pada barang produksi pertanian serta ekspor primer
lainnya, dan (6) Dominan, untuk tingkat ketergantungan serta kepekaan yang
besar didalam hubungan internasional. Dari
cirri-ciri tersebut Negara berkembang merupakan lahan dimana sektor ekonomi
informal perlu muncul sebagai alternatif usaha untuk menghasilkan pendapatan
rumah tangga dan juga sebagai sektor ekonomi yang setidaknya berdampak pada
berkurangnya pengangguran yang terus menerus meningkat setiap tahunnya di
Indonesia.
Sektor
usaha informal mampu membuka lapangan kerja baru sehingga apa yang seperti
dikatakan sebelumnya bahwa membuat angka pengangguran semakin tertekan. Sektor
usaha Informal dapat dikatakan cukup mudah dalam mempengaruhi pola pikir
seseorang mengenai bisnis yang berlandaskan kewirausahaan, dengan modal,
keahlian, dan organisasinya mudah dimasuki, sehingga dengan mudah Bang Aan
berbisnis didalamnya. Dalam sektor informal aktor atau pelaku kegiatan ekonomi
bersifat individu yang memiliki sumber daya modal dan keterampilan yang
terbatas. Karena dengan kemudahan serta keterbatasan itu membuat sektor
informal menjadi alternatif dalam peluang bisnis yang banyak dminati salah satunya bisnis berjualan
es kelapa Bang Aan dengan inovasi yang dibuat oleh Bang Aan tersebut.
Profil Bang Aan dan Cara Berjualan Es Kelapa
Bang Aan (42) yang Bernama Asli
Andika Pratama merupakan orang asli Tasikmalaya. Ia berasal dari keluarga yang
sederhana, pendidikan yang ia raih dikatakan tidak terlalu buruk, ia mencapai
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang setidaknya sudah mengikuti proses wajib
belejar 9 tahun oleh pemerintah. Pada tahun 1987 Bang Aan tidak mampu
melanjutkan kuliah karena keterbatasan ekonomi yang keluarga Bang Aan alami
sehingga bang Aan berusaha mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya serta keluarganya, meskipun demikian Bang Aan bukan satu-satunya
menjadi tulang punggung keluarga, kemandirianlah yang menuntun Bang Aan untuk
mencari pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang memadai. Selama 15 tahun
Bang Aan bekerja di perusahaan swasta, perusahaan itu mengalami kebangkrutan
sehingga dalam keadaan tersebut merubah keadaan perekonomiaan Bang Aan secara
signifikan. Di tahun 2002 saat kesulitan itu mulai terasa di pundak Bang Aan
tabungan yang ia simpan sedikit demi sedikit terkuras oleh tuntutan konsumsi
keluarga tanpa di imbangi oleh pendapatan yang Bang Aan terima, Bang Aan mulai
tergerak oleh jiwa kewirausahaannya dengan membuat bisnis ekonomi sektor
informal degan berbisnis es kelapa muda di rumah tempat tinggalnya di Perumahan
Mangun Jaya Indah II,[5]
di saat Bang Aan memulai bisnisnya pada saat yang bersamaan pula Bang Aan mengajak
salah satu adiknya yang di Jakarta yaitu Bang Ian untuk membantu mengolah
bisnis yang ingin dibuatnya. Berikut wawancara penulis dengan Bang Aan mengenai
bisnis yang di gelutinya :
“waktu itu ane memang bekerja dikantoran, ya disaat itu kantor ane
bangkrut gan, ane sempet bingung sama keluarga ane makan apa nantinya, tapi
disaat itu ada “feeling”, bahasa kerennya, terus ane coba buat bikin usaha
berdua sama Ian ya ini hasilnya. Alhamdulillah meski naik turun ane masih bisa
sampe sekarang ngidupin anak bini, gan.[6]
Dari hasil
penuturan Bang Aan tersebut, penulis melihat suatu keadaan yang dikatakan
sebagi suatu relasi sosial yang berperan penting dalam menjalankan bisnis sektor
informal yang Bang Aan rintis, penelitian Granovetter menjelaskan pula mengenai
jaringan Informal dan kesempatan. Dalam penelitian Granovetter (1974)
memperlihatkan bahwa kuatnya suatu ikatan jaringan memudahkan seseorang untuk
mengetahui ketersediaan suatu pekerjaan[7];
dalam hal ini peluang kerja yang dialam oleh Bang Aan.
Jaringan
dari proses imigrasi menjangkau dunia dan melintasi rentang waktu; jaringan
tersebut merupakan ikatan antar pribadi yang mengikat para migran, migran peneurka,
dan non-migran melalui ikatan kekerabatan, persaabatan, keluarga, dan komunitas
asal yang sama.[8]
Jaringan persaudaraan yang terbentuk antara Bang Aan dan Bang Ian menimbulkan
komunikasi yang relevan dengan pemikiran ide yang kemudian memberikan perubahan
dari setiap setiap aspek bisnis yang mereka geluti, komunikasi tersebut
terjalin dengan baik karena ikatan kekerabatan (kekeluargaan) dan berasal pada
satu komunitas asal yang sama yaitu orang tasikmalaya, oleh karena tuntutan
yang mereka hadapi memiliki kesamaan yaitu mencari pekerjaan dan pendapatan
sehingga tujuan mereka pun menyatu dalam kerjasama membangun bisnis es kelapa
tersebut. Kemudian, tekanan keluarga terhadap tuntutan ekonomi yang mereka
hadapi, pendidikan yang rendah, peluang
yang ada di tempat ia tinggal menjadi
alasan Bang Aan berjualan es kelapa di perumahan Mangun Jaya Indah II,
Tambun Selatan. Berikut penuturan Bang Aan terhadap cara berjualan es kelapa di
perumahan penulis :
“kalo ente nanya ane kenapa harus berjualan es kelapa, soalnya ini
tempatnya strategis gitu, anak sekolah lewat kan ente tau sendiri, anak sekolah
itu doyan jajan dan jadi tempat nogkrong
tu anak-anak, jadi ini lahan bagus buat ane manfaatin kan? Lagian ane juga
bingung mau ngapain lagi, ga punya skill bung, Dari pada nganggur. Ya ga?”[9]
Dari hasil
wawancara yang penulis lakukan, bang Aan memanfaatkan tabungannya yang
“katanya” tidak terlalu banyak tetapi cukup untuk berjualan es kelapa. Dengan
dibantu oleh saudaranya mereka berjualan es kelapa muda serta memanfaatkan
peluang dan ranah yang ada di dikatnya sebagai nilai kapital dari bisnis sektor
informal dari apa yang di ceritakan oleh Bang Aan. Pemanfaatan tersebut dapat
dikatakan sebagai suatu kegiatan sektor informal yang sering disebut sebagai
“underground economy” atau yang lebih kasarnya biasa disebut dengan “black
economy” namun walau di anggap sebelah mata sektor informal kenyataannya sering
menjadi penopang kondisi ekonomi yang sedang goyang. Menurut Alisyahbana,
sektor informal memiliki daya serap tinggi dan tidak bertitik jenuh.[10]
Dari
perjalanan ia menggeluti bisnis berjualan es kelapa muda, muncul sebuah
perubahan arah pemikiran mengenai siasat dalam teknik berjualan Bang Aan, hal
tersebut pun terjadi karena adanya proses komunikasi antara mereka berdua dan
perubahan sosial yang terlihat dan disadari oleh mereka di lingkungan
sekitarnya, siasat yang dibuat antara Bang Aan dan Bang Ian merupakan perubahan,
perubahan tersebut berupa ide Inovasi, mereka mengembangkan usahanya dengn
menambah stand usaha pendamping yaitu berjualan mie ayam. Berikut penuturan
Bang Aan :
“haha, ane lagi iseng bikin menu, ada yang bilang ‘bikin mie ayam aje
bang…’, disaat itu ane eksperimen bikini kelangganan ane dengan minta kritik
dan saran akhirnya mie ayam ane bisa diterima juga, kan lumayan nambah profit
kan gan… akhirnya ane jual tu mie ayam sebagai pendamping es kelapa ane, pasti ente
ketawa kan.., dimana-mana yang ngedampingin itu tu es kelapa tapi malah mie
ayam ane yang jadi pendamping, lumayan ane jadi nambah skill di bidang
bisnis..hehe” [11]
Ide
yang dibuat ini tidak terlepas dari keterlekatan yang dilakukan Bang Aan dan
Bang Ian dalam menjalankan bisnis ini selain itu pelayanan yang bersahabat
menjadikan bisnis Bang Aan ini menjadi berkembang cukup baik; dalam hal ini
menjadi nilai tambah terhadap kreatifitas Bang Aan dalam kewirausahaannya untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, tidak berhenti sampai disini Bang Aan
masih membuat Inovasi lain yang menjadi tema utama paper penulis karena inovasi
ini melibatkan kreatifitas yang dikatakan cukup baru di bisnis yang di rintis
oleh Bang Aan mengenai es kelapa, yaitu mencampurkan (Mixing) aneka rasa buah
kedalam es kelapa yang ia jual, sebagai variasi rasa dalam es kelapanya untuk
lebih jelasnya akan di jelaskan pada sub-bab selanjutnya, namun demikian hal
tersebut menjelaskan seperti apa yang dijelaskan oleh Alisyahbana sebelumnya
menjadi bukti bahwa sektor informal itu tidak bertitik jenenuh karena
dinamisasi dari sebuah ide dapat tersalurkan secara jelas melalui komunikasi
dalam bisinis yang tidak terlalu besar cangkupannya.
Faktor-faktor Mengapa Dilakukannya Inovasi Berjualan Bang
Aan
Waktu
terus berjalan seiring dengan bisnis yang dilakukan oleh Bang Aan dan Bang Ian,
mereka menginginkan perubahan terhadap pola bisnis yang di lakukannya seperti
sebelumnya yang telah bang Aan dan Bang Ian lakukan, saat lebaran tiba mereka pulang kampung dan menemukan ide dari
kakak Bang Aan yang pada saat itu membuat es kelapa dengan mencampurkan buah
lain kedalam es kelapa itu, terbesit di benak Bang Aan untuk sehingga Bang Aan berniat untuk melakukan
inovasi terhadap bisnis penjualan es kelapa tersebut. Berikut penuturan Bang
Aan :
“waktu ane pulang ke kampung, ane baru tau ada yang namanya es kelapa
yang di campur macem-macem ane secara ga reflek berfikir kenapa di tambun ga
dibuat kaya begini aja, barangkali laku. Akhirnya ane coba diskusiin sama Ian
dan nyatanya dia juga suka sama ide ane”[12]
Dalam
penuturan Bang Aan terlihat sekali keterlekatan dalam relasi dan jaringan yang
terjadi dalam bisnis yang ia lakukan tersebut menjadi faktor Inovasi yang Bang
Aan lakukan. Mengapa bang Aan melakukan hal tersebut, menurut wawancara penulis
Bang Aan dengan jiwa berani memutuskan untuk melakukan Inovasi sebagai suatu
strategi mempertahankan pelanggan yang ada, selain dengan sebuah embedded dalam pelayanan yang Bang Aan
dan Bang Ian lakukan. Berikut penuturan kembali bang Aan terhadap inovasinya :
“wahh, ane
waktu itu keburu-buru pulang dari tasik supaya idea ne ini ga kecolongan
sebelum ane balik dari kampung, ane rasa ini ide yang bagus dah, sekalian minta
pendapat anak sekolah nanti tentang inovasi rasa kelapa ane, ehh disambutpositif
sama seperti mie ayam dulu.”[13]
Lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang membuat inovasi itu muncul, penulis melihat
bahwa cara bang Aan berjualan terutama melayani pembeli dengan mendekatkan atau
mengakrabkan dirinya dengan pembeli merupakan daya tarik terhadap bisnis
berjualan es kelapa Bang Aan dapat dikatakan sebagai suatu tindakan sosial yang
baik (ramah), humoris, dan memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap
konsumen. Cara yang bang Aan lakukan dikatakan dalam sosiologi ekonomi sebagai
sentuhan personal yang dimana melakukan pendekatan kepada pembelinya atau
pelanggannya tersebut. Cara ini di lakukan oleh Bang Aan sebagai suatu usaha
nilai tambah terhadap rasa terima kasih terhadap konsumen yang telah membeli es
kelapa dagangan Bang Aan tersebut.
Inovasi
yang Bang Aan lakukan pun terkait karena adanya faktor kondisi lingkungan yang
menjadi ranah (Field) karena di
tempat usaha yang Bang Aan lakukan dekat dari jalan utama perumahan dan jalan
utama perumahan tersebut pun menjadi jalan
tikus[14]
dari para penglaju (commuter) bagi
orang-orang Tambun yang menuju kejalan protocol untuk menghindari kemacetan
yang ada, kemudian pastinya muncul kendala yang di alami dalam berjualan es
kelapa, seperti yang umumnya terjadi dalam kegiatan jual-beli ada rentan waktu
yang dimana keadaan yang tidak diinginkan oleh si penjual seperti sepinya
pembeli hal tersebut memberatkan posisi penjual dalam mencari keuntungan yang
kemudian berdampak pada berkurangnya modal usaha Bang Aan dalam memutar balik
keuntungan yang diperoleh.
Dengan
demikian usaha yang ia lakukan tidak ingin berhenti sampai disini, dengan
pengalaman yang telah ia terima mengenai kerugian dan ide yang muncul sebagai
inovasi dari pengalaman ia berpulang kampung ke Tasikmalaya, ia kembali ke
Tambun dengan keberanian dalam memajukan bisnis yang mereka tempuh selama ini,
Inovasi tersebut adalah dengan es kelapa dengan tenik mixing yang ia pelajari melalui kakaknya di Tasik ia kembali dengan
usahanya dan berusaha bangkit dari jurang keputus asaan demi menghidupi
keluarga, seminggu berlalu setelah Bang Aan berjualan mereka merasakan adanya
perubahan dan hasil yang di dapat kembali bahkan lebih dari apa yang sebelumnya
ia dapat, penulis pun seringkali melihat antrian ramai yang ada di depan
penjual es kelapa Bang Aan, hal ini terjadi karna penjual es kelapa waktu itu
yang memberikan campuran rasa hanya ada di tempat Bang Aan berjualan sehigga
ranah yang Bang Aan ambil sebagai aternatif berjalan dengan baik, aneka macam rasa buah yang menjadi alternatif
rasa yang sebelumnya monoton terhadap rasa es kelapa itu sendiri. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai macam-macam dan apa kelebihan yang terkandung
dalam alternatif inovasi ini kita akan liat pada sub-bab selanjutnya.
Jenis-Jenis Es Kelapa Yang Di Perjual-belikan
Pada
awalnya es kelapa hanya dibagi menjadi dua yaitu, kelapa muda biasa dan kelapa
kopyor.[15]
Pada umumnya es kelapa hanya pada satu jenis saja dengan munculnya inovasi di
jaman modern saat ini, seseorang tidak hentinya untuk menggali kreatifitas
dalam hal pengembagan bisnis ekonomi, khususnya sektor informal yang Bang Aan
dan bang Ian lakukan.
Beberapa versi es
kelapa yang Bang Aan jual adalah sebagai berikut :
1.
Es
Kelapa-Durian, es kelapa ini paling banyak diminati oleh banyak pembeli
karena dengan harga yang relatif murah sudah bisa merasakan rasa durian yang
memang harga durian itu sendiri relatif mahal, rasa durian itu pun pekat tidak hanya sekedar rasa buah saja yang
kemudian dicampur dengan rasa kelapa muda yang membuat selera makan bertambah,
yaitu mie ayam yang Bang Aan dan Bang Ian buat sebelum inovasi ini muncul.
2.
Es
Kelapa-Alpukat, ini menjadi menu faforit pembeli dari wawancara penulis
terhadap Bang Aan, karena alpukat mengandung lemak nabati[16],
lemak nabati tersebut yang menimbulkan sensasi kenyang dalam perut dan rasa
khas dari alpukat yang membuat aroma kelapa lebih sedap untuk menikmati
sehingga membuat pembeli merasa puas dengan bercampurnya rasa kelapa yang segar
dan alpukat sehingga menimbulkan sensasi yang mengenyangkan bagi mereka.
3.
Es
Kelapa-Nangka, es kelapa ini pun telah menjadi favorit pembeli yang ketiga
karena rasa khas dari aroma nangka yang wangi, membuat rasa kelapa bercampur
menjadi satu pencampuran aroma dan kelembutan kelapa muda yang sejuk di
tenggorokan, nagka disini disukai karena aroma yang di timbulkan oleh nangka
tersebut memberikan kesegaran di siang hari.
4. Kemudian Es Kelapa-Mangga, (gambar tidak tersedia karena keterbatasan waktu dan saat itu tidak sedang di produksi) Es Kelapa-Mangga, memang tidak terlalu diminati, oleh karena itu Bang Aan tidak terlau terfokus pada menu yang satu ini. Mangga ini di buat sebagai salah satu alternatif dalam meragamkan menu yang bang Aan buat.
4. Kemudian Es Kelapa-Mangga, (gambar tidak tersedia karena keterbatasan waktu dan saat itu tidak sedang di produksi) Es Kelapa-Mangga, memang tidak terlalu diminati, oleh karena itu Bang Aan tidak terlau terfokus pada menu yang satu ini. Mangga ini di buat sebagai salah satu alternatif dalam meragamkan menu yang bang Aan buat.
Berbagai
bagian menu telah Bang Aan buat sebagai salah satu alternatif usaha serta
inovasi sebagai langkah strategi dalam bisnis berjualan es kelapa dengan
dilakukan seperti ini, apakah dampak yang timbul dari inovasi ini, akan di
bahas pada sub-bab selanjutnya.
Dampak Yang Timbul Dari Inovasi Es Kelapa Aneka Rasa
telah
dilakukan berbagai cara oleh Bang Aan dalam membuat bisnis tersebut dapat
berjalan, berbuah positif, karena dengan embedded
yang kuat telah ditunjukan sebelum diberlakukan inovasi ini sehingga pengaruh
jaringan sosial yang terbanetuk dengan mudahnya tersosialisasi oleh sebagian
pembeli, keadaan perekonomian Bang Aan membaik pasca krisis beberapa tahun
belakangan ini karena keadaan yang monoton dari bisnisnya, dalam binisnya
muncul pula sisbiosis mutualisme dengan relasi sosial yang disekitarnya, banyak
muncul kegiatan ekonomi lainnya seperti ”cuci-steam” hal ini membuat hubungan
bisnis antar keduanya mengalami mutualistis sebagai salah satu sektor informal
yang baik yang dilakukan oleh Bang Aan dan Bang Ian Kemudian dengan bisnis ekonomi
“cuci-steam” tersebut. Seperti yang terlihat, relasi itu terbentuk secara tidak
langsung dengan saling memanfaatkan lahan yang ada secara efektif, penulis
mewawancara salah satu pemilik ”cuci-steam” sebagai keterangan mengapa
dibukanya cuci steam di tempat ini :
“saya sama Aan temen deket, saat si Aan
kesulitan sama bisnisnya, saya mencoba mengadu nasib juga sama cari duit,
terpikir buat saya, bikin “cuci-steam” waktu kontrakan sebelah warung Aan
kosong’kan, akhirnya Aan juga mengajak bisnis di dekat situ, ya akhirnya jadi
seperti ini, saling berbagi pelanggan juga’kan..”
Dari penuturan diatas hubungan
yang terjadi terlihat sangat baik, bagi Bang Aan maupun Pak Kasim (pemilik
cuci-steam), dampak yang terjadi dair inobasi ini memberikan keuntungan bagi
bang Aan dan di sisi lain memberikan peluang usaha terhadap bisnis lain karena
Inovasi yang di buat oleh bang Aan semata-mata demi memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga Bang Aan dan bersosialisasi kepada masyarakat.
Penutup
Teknik
berbisnis dengan berdagang es kelapa muda di daerah sekitar Perumahan Mangun
Jaya Indah II, Tambun Selatan, memberikan dampak yang cukup positif dalam
perekonomian di sektor informal, sebuah keberanian dan jiwa kewirausahaan
membuat Bang Aan dan Bang Ian menjadi contoh dalam mengurangi pengangguran
dimasa sulit pekerjaan seperti sekarang ini, dengan relasi dan jaringan yang
berusaha di bentuk oleh kedua aktor ini kemudian hanya dengan berjualan es
kelapa yang terus berkembang, memunculkan
bisnis baru berupa mie ayam, serta Inovasi yang memberikan relasi baru terhadap
pelaku ekonomi lain yang tetap berpaku pada jaringan yang terbentuk dari
tindakan ekonomi. Dengan memanfaatkan kondisi lahan dan peluang yang ada
membuat hubungan yang terjadi bukanlah sebuah persaingan melainkan saling
memenuhi atau menguntungkan. Dari studi kasus ini terbukti bahwa tindakan
ekonomi yang hadir pada bisnis berjualan es kelapa tidak terlepas dan terbentuk
secara sosial, dan pada akhirnya terbukti bahwa faktor faktor informal seperti
persaudaraan, tuntutan keluarga, dan kesamaan identitas memberikan Bang Aan
peluang dalam meneruskan bisnisnya.
[1] Tulisan ini dimaksudkan untuk
memenuhi kewajiban dalam pemenuhan nilai Ujian Akhir Semester dalam perkuliahan
Sosiologi Ekonomi yang dipimpin oleh Bpk. Asep Suryana, S.sos. M.si selaku
dosen dalam perkuliahan ini dan ucapan terima kasih terhadap Bpk. Asep Suryana
yang telah memberikan kesempatan memperbaiki kesalahan tulisan paper ini untuk
jadi lebih baik.
[2]
Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,1997), hlm. 160
[3]
Ibid, hlm. 159
[4]
Bachrawi Sanusi, Pengantar Ekonomi
Pembangunan, 2004, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 16
[5]
Suatu Perumahan yang terletak di Pinggir Bekasi, Tambun Selatan
[6] Wawancara
Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[7] Damsar,
sosiologi ekonomi, (Jakarta: PT.RaaGrafindo, 1997), hlm: 48
[8] Ibid
[9] Wawancara
Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[10] Rahmat
Hidayat, Dualisme Sektor Informal
Perkotaan : hand out mata kuliah sosiologi perkotaan. Hlm: 3
[11]
Wawancara, Op.Cit
[12] Wawancara
Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[13] Ibid
[14]
Sebutan dari jalan alternatif
[15]
Pengetahuan-umum.com, Asal-usul Kelapa, Di akses 04 Mei 2011, Pkl. 17.23
[16]
Health.com/manfaat-buah_buahan/alpukat.php, Di Akses 04 Mei 2011, Pkl. 18.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar