Selasa, 24 Januari 2012

Sosiologi Ekonomi - Paper

INOVASI PENJUAL ES KELAPA  : TEKNIK BERJUALAN ES KELAPA DENGAN MIX ANEKA RASA BUAH
(Studi kasus di Sekitar Perumahan Mangun Jaya II, Tambun Selatan, Bekasi)
-          Pengantar.
Melihat fenomena sosiologi tentang bisnis pada sektor informal dengan berjualan es kelapa muda di daerah saya dan menggunakan konsep ekonomi sebagai hubungan dari sosiologi ekonomi dan dalam pengantar ini berusaha menjelaskan tujuan mengapa memilih tema ini. 
-          Profil dan Cara bejualan bang Aan (nama sementara)
Motif berjualan es kelapa dan menelaah pengalaman bang Aan sebagai penjual es kelapa.
-          Faktor-faktor mengapa di lakukannya Inovasi berjualan bang Aan
-          Jenis-Jenis Es Kelapa Yang Di Perjual-belikan
-          dampak terhadap Inovasi tersebut.
Mencari tahu bahwa atas dasar apa bang Aan   ini melakukan inovasi tersebut dan dampak apa yang terjadi dengan dilakukannya inovasi tersebut dari segi sosiologi ekonomi mengenai keterlekatan (dengan asumsi adanya jaringan sosial yang terbentuk dari usaha tersebut karena penulis cukup memperhatikan dengan penjual yang notabennya penjual itu ganti-ganti orang munkin dapat dikatakan masih sanak saudara) serta hubungan terjadi antara produk yang di jual dengan pelanggan es kelapa bang aan itu. (misal : mungkin dengan diterimanya ide tentang inovasi baru dalam penjualan es kelapa).

-          Penutup
Membuat kesimpulan hubungan penjualan es kelapa dengan keterlekatan terhadap konsumen terhadap inovasi penjualan es kelapa mix aneka rasa

Sebagai catatan : keterlekatan disini karena sama seperti apa yang ada di copy master dari bisnis nasi goreng keliling oleh Bramantio Vedasiwi dan Alternatif Usaha Sektor Informal oleh Syafirena Permata Asri. Belum ada teori yang relevan untuk sementara ini.


INOVASI PENJUAL ES KELAPA MUDA: TEKNIK BERJUALAN ES KELAPA DENGAN ANEKA RASA BUAH
(Studi Kasus di Sekitar Perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatan, Bekasi)

Manggala Buana
(4825090157)
Sosiologi Pembangunan Reg’09

Pengantar[1]
Di masa sekarang ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak oleh sebagian orang hal tersebut menjadi sebuah masalah yang sulit diatasi jika keadaan tersebut berhubungan dengan pemberdayaan, baik dari segi pendidikan, kesehatan, ekonomi tidak tercapai dengan baik, tuntutan ekonomi yang semakin tinggi membuat seseorang lebih ‘fight’ dalam menghadapi kejamnya dunia ini telah banyak orang-orang menyerah akan sulitnya hidup di masa sekarang ini, namun hal tersebut tidak berlaku pada seseorang pelaku bisnis sektor informal Bang Aan yang merintis usaha di bidang informal berupa penjualan es kelapa muda, dengan peluang yang ia dapat, Bang Aan mencoba bertahan dengan bisnisnya tersebut dan telah berkembang samapi sekarang. Tulisan ini juga di arahkan untuk mengungkapkan berbagai faktor yang terciptanya peluang usaha dan keterlekatan (embedded) oleh karena adanya penjualan es kelapa dan proses berkembangnya usaha serta inovasi yang dibuat oleh pelaku bisnis tersebut yaitu Bang Aan.
Bisnis berjualan es kelapa ini merupakan salah satu bisnis yang biasanya bahkan banyak terdapat di setiap daerah. Bisnis ini berkembang seiring dengan berkembangnya budaya masyarakat dan lingkungan sosial sehingga bisnis ini masih tetap menjadi salah satu alternatif sektor informal yang cukup diminati karena tidak terlalu sulit dalam cara memulai usaha dan modal usaha maupun keterampilan kerja. Alasan mengapa penulis memilih penelitian mengenai bisnis es kelapa ini penulis melihat bahwa seseorang pembisnis walaupun minim keterampilan dan modal bisa dengan mudah mencari alternatif dalam rangka mencari pekerjaan dan pendapatan pribadi alternatif tersebut adalah dengan memanfaatkan lahan kerja di sektor informal, namun lain dengan apa yang di buat oleh Bang Aan ini dengan inovasi yang dibuatnya bang Aan bisa bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi yang mengglobal, alasan yang selanjutnya adalah kerena lokasi tempat tinggal penulis tidak terlalu jauh dari objek penelitian penulis sehingga data-data yang diperlukan  oleh penulis untuk bahan penelitian ini cukup mudah diperoleh. Selain itu, penulis penulis juga berharap penelitian ini bisa cukup mempersentasikan mengenai bagaimana dampak inovasi yang dilakukan oleh bisnis es kelapa ini yang terjadi di sekitar wilayah perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatanyang merupakan tempat Bang Aan berjualan.
Bisnis es kelapa banyak sekali bermunculan di berbagai daerah, namun yang di utamakan dalam tulisan ini adalah apakah dampak inovasi yang Bang Aan ciptakan, dari faktor penjualan, pembelian serta keuntungan dengan berjualan es kelapa  itu sendiri. Mengapa usaha yang di rintis oleh Bang Aan ini di katakan sebagai usaha sektor Informal, karena usaha sektor informal merupakan salah satu peluang bagi orang-orang dengan modal terbatas dan memiliki keberanian serta mempunyai jiwa kewirausahaan seperti apa yang bang aan lakukan sekarang ini. Definisi mengenai sektor informal di kemukakan oleh Castells dan Portes (1989:12), sektor usaha informal meliputi semua tindakan yang diatur oleh Negara dalam lingkungan sosial di mana aktifitas yang sam diatur.[2] Ciri-ciri informal menunjuk kepada cara perkotaan melakukan sesuatu yang dicirikan dengan[3]: (1) mudah memasukinya dalam arti keahlian, modal, dan organisasi, (2) perusahaan milik keluarga, (3) beroprasi dalam skala kecil, (4) intensif dalam produksi dan menggunakan tenaga sederhana, dan (5) pasar yang tidak diatur dan kompetitif. Dengan cirri-ciri yang disebutkan semua itu ada pada kegiatan bisnis yang Bang Aan lakukan sehingga dapat di jelaskan bahwa apa yang telah Bang Aan lakukan sebagai Alternatif mencari pekerjaan bergerak pada sektor informal
Dalam sektor informal identik dengan Negara berkembang seperti apa yang di jelaskan oleh Todaro mengenai cirri-ciri Negara berkembang, terdiri dari enam golongan seperti[4] : (1) Standar hidup yang rendah, (2) Produktivitas yang rendah, (3) Pertumbuhan penduduk yang besar dan beban ketergantungan yang tinggi (4) Tingkat pengangguran yang tinggi dan meningkat terus serta kekurangan lapangan kerja, (5) Sangat tergantung pada barang produksi pertanian serta ekspor primer lainnya, dan (6) Dominan, untuk tingkat ketergantungan serta kepekaan yang besar didalam hubungan internasional.  Dari cirri-ciri tersebut Negara berkembang merupakan lahan dimana sektor ekonomi informal perlu muncul sebagai alternatif usaha untuk menghasilkan pendapatan rumah tangga dan juga sebagai sektor ekonomi yang setidaknya berdampak pada berkurangnya pengangguran yang terus menerus meningkat setiap tahunnya di Indonesia.
Sektor usaha informal mampu membuka lapangan kerja baru sehingga apa yang seperti dikatakan sebelumnya bahwa membuat angka pengangguran semakin tertekan. Sektor usaha Informal dapat dikatakan cukup mudah dalam mempengaruhi pola pikir seseorang mengenai bisnis yang berlandaskan kewirausahaan, dengan modal, keahlian, dan organisasinya mudah dimasuki, sehingga dengan mudah Bang Aan berbisnis didalamnya. Dalam sektor informal aktor atau pelaku kegiatan ekonomi bersifat individu yang memiliki sumber daya modal dan keterampilan yang terbatas. Karena dengan kemudahan serta keterbatasan itu membuat sektor informal menjadi alternatif dalam peluang bisnis yang  banyak dminati salah satunya bisnis berjualan es kelapa Bang Aan dengan inovasi yang dibuat oleh Bang Aan tersebut.


Profil Bang Aan dan Cara Berjualan Es Kelapa
                Bang Aan (42) yang Bernama Asli Andika Pratama merupakan orang asli Tasikmalaya. Ia berasal dari keluarga yang sederhana, pendidikan yang ia raih dikatakan tidak terlalu buruk, ia mencapai Sekolah Menengah Atas (SMA) yang setidaknya sudah mengikuti proses wajib belejar 9 tahun oleh pemerintah. Pada tahun 1987 Bang Aan tidak mampu melanjutkan kuliah karena keterbatasan ekonomi yang keluarga Bang Aan alami sehingga bang Aan berusaha mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya serta keluarganya, meskipun demikian Bang Aan bukan satu-satunya menjadi tulang punggung keluarga, kemandirianlah yang menuntun Bang Aan untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang memadai. Selama 15 tahun Bang Aan bekerja di perusahaan swasta, perusahaan itu mengalami kebangkrutan sehingga dalam keadaan tersebut merubah keadaan perekonomiaan Bang Aan secara signifikan. Di tahun 2002 saat kesulitan itu mulai terasa di pundak Bang Aan tabungan yang ia simpan sedikit demi sedikit terkuras oleh tuntutan konsumsi keluarga tanpa di imbangi oleh pendapatan yang Bang Aan terima, Bang Aan mulai tergerak oleh jiwa kewirausahaannya dengan membuat bisnis ekonomi sektor informal degan berbisnis es kelapa muda di rumah tempat tinggalnya di Perumahan Mangun Jaya Indah II,[5] di saat Bang Aan memulai bisnisnya pada saat yang bersamaan pula Bang Aan mengajak salah satu adiknya yang di Jakarta yaitu Bang Ian untuk membantu mengolah bisnis yang ingin dibuatnya. Berikut wawancara penulis dengan Bang Aan mengenai bisnis yang di gelutinya :
“waktu itu ane memang bekerja dikantoran, ya disaat itu kantor ane bangkrut gan, ane sempet bingung sama keluarga ane makan apa nantinya, tapi disaat itu ada “feeling”, bahasa kerennya, terus ane coba buat bikin usaha berdua sama Ian ya ini hasilnya. Alhamdulillah meski naik turun ane masih bisa sampe sekarang ngidupin anak bini, gan.[6]
Dari hasil penuturan Bang Aan tersebut, penulis melihat suatu keadaan yang dikatakan sebagi suatu relasi sosial yang berperan penting dalam menjalankan bisnis sektor informal yang Bang Aan rintis, penelitian Granovetter menjelaskan pula mengenai jaringan Informal dan kesempatan. Dalam penelitian Granovetter (1974) memperlihatkan bahwa kuatnya suatu ikatan jaringan memudahkan seseorang untuk mengetahui ketersediaan suatu pekerjaan[7]; dalam hal ini peluang kerja yang dialam oleh Bang Aan.
Jaringan dari proses imigrasi menjangkau dunia dan melintasi rentang waktu; jaringan tersebut merupakan ikatan antar pribadi yang mengikat para migran, migran peneurka, dan non-migran melalui ikatan kekerabatan, persaabatan, keluarga, dan komunitas asal yang sama.[8] Jaringan persaudaraan yang terbentuk antara Bang Aan dan Bang Ian menimbulkan komunikasi yang relevan dengan pemikiran ide yang kemudian memberikan perubahan dari setiap setiap aspek bisnis yang mereka geluti, komunikasi tersebut terjalin dengan baik karena ikatan kekerabatan (kekeluargaan) dan berasal pada satu komunitas asal yang sama yaitu orang tasikmalaya, oleh karena tuntutan yang mereka hadapi memiliki kesamaan yaitu mencari pekerjaan dan pendapatan sehingga tujuan mereka pun menyatu dalam kerjasama membangun bisnis es kelapa tersebut. Kemudian, tekanan keluarga terhadap tuntutan ekonomi yang mereka hadapi, pendidikan yang rendah,  peluang yang ada di tempat ia tinggal menjadi  alasan Bang Aan berjualan es kelapa di perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatan. Berikut penuturan Bang Aan terhadap cara berjualan es kelapa di perumahan penulis :
“kalo ente nanya ane kenapa harus berjualan es kelapa, soalnya ini tempatnya strategis gitu, anak sekolah lewat kan ente tau sendiri, anak sekolah itu doyan  jajan dan jadi tempat nogkrong tu anak-anak, jadi ini lahan bagus buat ane manfaatin kan? Lagian ane juga bingung mau ngapain lagi, ga punya skill bung, Dari pada nganggur. Ya ga?”[9]
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, bang Aan memanfaatkan tabungannya yang “katanya” tidak terlalu banyak tetapi cukup untuk berjualan es kelapa. Dengan dibantu oleh saudaranya mereka berjualan es kelapa muda serta memanfaatkan peluang dan ranah yang ada di dikatnya sebagai nilai kapital dari bisnis sektor informal dari apa yang di ceritakan oleh Bang Aan. Pemanfaatan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan sektor informal yang sering disebut sebagai “underground economy” atau yang lebih kasarnya biasa disebut dengan “black economy” namun walau di anggap sebelah mata sektor informal kenyataannya sering menjadi penopang kondisi ekonomi yang sedang goyang. Menurut Alisyahbana, sektor informal memiliki daya serap tinggi dan tidak bertitik jenuh.[10]
Dari perjalanan ia menggeluti bisnis berjualan es kelapa muda, muncul sebuah perubahan arah pemikiran mengenai siasat dalam teknik berjualan Bang Aan, hal tersebut pun terjadi karena adanya proses komunikasi antara mereka berdua dan perubahan sosial yang terlihat dan disadari oleh mereka di lingkungan sekitarnya, siasat yang dibuat antara Bang Aan dan Bang Ian merupakan perubahan, perubahan tersebut berupa ide Inovasi, mereka mengembangkan usahanya dengn menambah stand usaha pendamping yaitu berjualan mie ayam. Berikut penuturan Bang Aan :
“haha, ane lagi iseng bikin menu, ada yang bilang ‘bikin mie ayam aje bang…’, disaat itu ane eksperimen bikini kelangganan ane dengan minta kritik dan saran akhirnya mie ayam ane bisa diterima juga, kan lumayan nambah profit kan gan… akhirnya ane jual tu mie ayam sebagai pendamping es kelapa ane, pasti ente ketawa kan.., dimana-mana yang ngedampingin itu tu es kelapa tapi malah mie ayam ane yang jadi pendamping, lumayan ane jadi nambah skill di bidang bisnis..hehe” [11]
Ide yang dibuat ini tidak terlepas dari keterlekatan yang dilakukan Bang Aan dan Bang Ian dalam menjalankan bisnis ini selain itu pelayanan yang bersahabat menjadikan bisnis Bang Aan ini menjadi berkembang cukup baik; dalam hal ini menjadi nilai tambah terhadap kreatifitas Bang Aan dalam kewirausahaannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, tidak berhenti sampai disini Bang Aan masih membuat Inovasi lain yang menjadi tema utama paper penulis karena inovasi ini melibatkan kreatifitas yang dikatakan cukup baru di bisnis yang di rintis oleh Bang Aan mengenai es kelapa, yaitu mencampurkan (Mixing) aneka rasa buah kedalam es kelapa yang ia jual, sebagai variasi rasa dalam es kelapanya untuk lebih jelasnya akan di jelaskan pada sub-bab selanjutnya, namun demikian hal tersebut menjelaskan seperti apa yang dijelaskan oleh Alisyahbana sebelumnya menjadi bukti bahwa sektor informal itu tidak bertitik jenenuh karena dinamisasi dari sebuah ide dapat tersalurkan secara jelas melalui komunikasi dalam bisinis yang tidak terlalu besar cangkupannya.

Faktor-faktor Mengapa Dilakukannya Inovasi Berjualan Bang Aan
Waktu terus berjalan seiring dengan bisnis yang dilakukan oleh Bang Aan dan Bang Ian, mereka menginginkan perubahan terhadap pola bisnis yang di lakukannya seperti sebelumnya yang telah bang Aan dan Bang Ian lakukan, saat lebaran tiba mereka pulang kampung dan menemukan ide dari kakak Bang Aan yang pada saat itu membuat es kelapa dengan mencampurkan buah lain kedalam es kelapa itu, terbesit di benak Bang Aan untuk  sehingga Bang Aan berniat untuk melakukan inovasi terhadap bisnis penjualan es kelapa tersebut. Berikut penuturan Bang Aan :
“waktu ane pulang ke kampung, ane baru tau ada yang namanya es kelapa yang di campur macem-macem ane secara ga reflek berfikir kenapa di tambun ga dibuat kaya begini aja, barangkali laku. Akhirnya ane coba diskusiin sama Ian dan nyatanya dia juga suka sama ide ane”[12]
Dalam penuturan Bang Aan terlihat sekali keterlekatan dalam relasi dan jaringan yang terjadi dalam bisnis yang ia lakukan tersebut menjadi faktor Inovasi yang Bang Aan lakukan. Mengapa bang Aan melakukan hal tersebut, menurut wawancara penulis Bang Aan dengan jiwa berani memutuskan untuk melakukan Inovasi sebagai suatu strategi mempertahankan pelanggan yang ada, selain dengan sebuah embedded dalam pelayanan yang Bang Aan dan Bang Ian lakukan. Berikut penuturan kembali bang Aan terhadap inovasinya :
“wahh, ane waktu itu keburu-buru pulang dari tasik supaya idea ne ini ga kecolongan sebelum ane balik dari kampung, ane rasa ini ide yang bagus dah, sekalian minta pendapat anak sekolah nanti tentang inovasi rasa kelapa ane, ehh disambutpositif sama seperti mie ayam dulu.”[13]
Lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang membuat inovasi itu muncul, penulis melihat bahwa cara bang Aan berjualan terutama melayani pembeli dengan mendekatkan atau mengakrabkan dirinya dengan pembeli merupakan daya tarik terhadap bisnis berjualan es kelapa Bang Aan dapat dikatakan sebagai suatu tindakan sosial yang baik (ramah), humoris, dan memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumen. Cara yang bang Aan lakukan dikatakan dalam sosiologi ekonomi sebagai sentuhan personal yang dimana melakukan pendekatan kepada pembelinya atau pelanggannya tersebut. Cara ini di lakukan oleh Bang Aan sebagai suatu usaha nilai tambah terhadap rasa terima kasih terhadap konsumen yang telah membeli es kelapa dagangan Bang Aan tersebut.
Inovasi yang Bang Aan lakukan pun terkait karena adanya faktor kondisi lingkungan yang menjadi ranah (Field) karena di tempat usaha yang Bang Aan lakukan dekat dari jalan utama perumahan dan jalan utama perumahan tersebut pun menjadi jalan tikus[14] dari para penglaju (commuter) bagi orang-orang Tambun yang menuju kejalan protocol untuk menghindari kemacetan yang ada, kemudian pastinya muncul kendala yang di alami dalam berjualan es kelapa, seperti yang umumnya terjadi dalam kegiatan jual-beli ada rentan waktu yang dimana keadaan yang tidak diinginkan oleh si penjual seperti sepinya pembeli hal tersebut memberatkan posisi penjual dalam mencari keuntungan yang kemudian berdampak pada berkurangnya modal usaha Bang Aan dalam memutar balik keuntungan yang diperoleh.
Dengan demikian usaha yang ia lakukan tidak ingin berhenti sampai disini, dengan pengalaman yang telah ia terima mengenai kerugian dan ide yang muncul sebagai inovasi dari pengalaman ia berpulang kampung ke Tasikmalaya, ia kembali ke Tambun dengan keberanian dalam memajukan bisnis yang mereka tempuh selama ini, Inovasi tersebut adalah dengan es kelapa dengan tenik mixing yang ia pelajari melalui kakaknya di Tasik ia kembali dengan usahanya dan berusaha bangkit dari jurang keputus asaan demi menghidupi keluarga, seminggu berlalu setelah Bang Aan berjualan mereka merasakan adanya perubahan dan hasil yang di dapat kembali bahkan lebih dari apa yang sebelumnya ia dapat, penulis pun seringkali melihat antrian ramai yang ada di depan penjual es kelapa Bang Aan, hal ini terjadi karna penjual es kelapa waktu itu yang memberikan campuran rasa hanya ada di tempat Bang Aan berjualan sehigga ranah yang Bang Aan ambil sebagai aternatif berjalan dengan baik,  aneka macam rasa buah yang menjadi alternatif rasa yang sebelumnya monoton terhadap rasa es kelapa itu sendiri. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai macam-macam dan apa kelebihan yang terkandung dalam alternatif inovasi ini kita akan liat pada sub-bab selanjutnya.

Jenis-Jenis Es Kelapa Yang Di Perjual-belikan
Pada awalnya es kelapa hanya dibagi menjadi dua yaitu, kelapa muda biasa dan kelapa kopyor.[15] Pada umumnya es kelapa hanya pada satu jenis saja dengan munculnya inovasi di jaman modern saat ini, seseorang tidak hentinya untuk menggali kreatifitas dalam hal pengembagan bisnis ekonomi, khususnya sektor informal yang Bang Aan dan bang Ian lakukan.
Beberapa versi es kelapa yang Bang Aan jual adalah sebagai berikut :
1.       Es Kelapa-Durian, es kelapa ini paling banyak diminati oleh banyak pembeli karena dengan harga yang relatif murah sudah bisa merasakan rasa durian yang memang harga durian itu sendiri relatif mahal, rasa durian itu pun  pekat tidak hanya sekedar rasa buah saja yang kemudian dicampur dengan rasa kelapa muda yang membuat selera makan bertambah, yaitu mie ayam yang Bang Aan dan Bang Ian buat sebelum inovasi ini muncul.
2.       Es Kelapa-Alpukat, ini menjadi menu faforit pembeli dari wawancara penulis terhadap Bang Aan, karena alpukat mengandung lemak nabati[16], lemak nabati tersebut yang menimbulkan sensasi kenyang dalam perut dan rasa khas dari alpukat yang membuat aroma kelapa lebih sedap untuk menikmati sehingga membuat pembeli merasa puas dengan bercampurnya rasa kelapa yang segar dan alpukat sehingga menimbulkan sensasi yang mengenyangkan bagi mereka.
3.       Es Kelapa-Nangka, es kelapa ini pun telah menjadi favorit pembeli yang ketiga karena rasa khas dari aroma nangka yang wangi, membuat rasa kelapa bercampur menjadi satu pencampuran aroma dan kelembutan kelapa muda yang sejuk di tenggorokan, nagka disini disukai karena aroma yang di timbulkan oleh nangka tersebut memberikan kesegaran di siang hari.
4.       Kemudian Es Kelapa-Mangga, (gambar tidak tersedia karena keterbatasan waktu dan saat itu tidak sedang di produksi) Es Kelapa-Mangga, memang tidak terlalu diminati, oleh karena itu Bang Aan tidak terlau terfokus pada menu yang satu ini. Mangga ini di buat sebagai salah satu alternatif dalam meragamkan menu yang bang Aan buat.
Berbagai bagian menu telah Bang Aan buat sebagai salah satu alternatif usaha serta inovasi sebagai langkah strategi dalam bisnis berjualan es kelapa dengan dilakukan seperti ini, apakah dampak yang timbul dari inovasi ini, akan di bahas pada sub-bab selanjutnya.
Dampak Yang Timbul Dari Inovasi Es Kelapa Aneka Rasa
            telah dilakukan berbagai cara oleh Bang Aan dalam membuat bisnis tersebut dapat berjalan, berbuah positif, karena dengan embedded yang kuat telah ditunjukan sebelum diberlakukan inovasi ini sehingga pengaruh jaringan sosial yang terbanetuk dengan mudahnya tersosialisasi oleh sebagian pembeli, keadaan perekonomian Bang Aan membaik pasca krisis beberapa tahun belakangan ini karena keadaan yang monoton dari bisnisnya, dalam binisnya muncul pula sisbiosis mutualisme dengan relasi sosial yang disekitarnya, banyak muncul kegiatan ekonomi lainnya seperti ”cuci-steam” hal ini membuat hubungan bisnis antar keduanya mengalami mutualistis sebagai salah satu sektor informal yang baik yang dilakukan oleh Bang Aan dan Bang Ian Kemudian dengan bisnis ekonomi “cuci-steam” tersebut. Seperti yang terlihat, relasi itu terbentuk secara tidak langsung dengan saling memanfaatkan lahan yang ada secara efektif, penulis mewawancara salah satu pemilik ”cuci-steam” sebagai keterangan mengapa dibukanya cuci steam di tempat ini :
 “saya sama Aan temen deket, saat si Aan kesulitan sama bisnisnya, saya mencoba mengadu nasib juga sama cari duit, terpikir buat saya, bikin “cuci-steam” waktu kontrakan sebelah warung Aan kosong’kan, akhirnya Aan juga mengajak bisnis di dekat situ, ya akhirnya jadi seperti ini, saling berbagi pelanggan juga’kan..”
                Dari penuturan diatas hubungan yang terjadi terlihat sangat baik, bagi Bang Aan maupun Pak Kasim (pemilik cuci-steam), dampak yang terjadi dair inobasi ini memberikan keuntungan bagi bang Aan dan di sisi lain memberikan peluang usaha terhadap bisnis lain karena Inovasi yang di buat oleh bang Aan semata-mata demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Bang Aan dan bersosialisasi kepada masyarakat.

Penutup
                Teknik berbisnis dengan berdagang es kelapa muda di daerah sekitar Perumahan Mangun Jaya Indah II, Tambun Selatan, memberikan dampak yang cukup positif dalam perekonomian di sektor informal, sebuah keberanian dan jiwa kewirausahaan membuat Bang Aan dan Bang Ian menjadi contoh dalam mengurangi pengangguran dimasa sulit pekerjaan seperti sekarang ini, dengan relasi dan jaringan yang berusaha di bentuk oleh kedua aktor ini kemudian hanya dengan berjualan es kelapa yang terus berkembang,  memunculkan bisnis baru berupa mie ayam, serta Inovasi yang memberikan relasi baru terhadap pelaku ekonomi lain yang tetap berpaku pada jaringan yang terbentuk dari tindakan ekonomi. Dengan memanfaatkan kondisi lahan dan peluang yang ada membuat hubungan yang terjadi bukanlah sebuah persaingan melainkan saling memenuhi atau menguntungkan. Dari studi kasus ini terbukti bahwa tindakan ekonomi yang hadir pada bisnis berjualan es kelapa tidak terlepas dan terbentuk secara sosial, dan pada akhirnya terbukti bahwa faktor faktor informal seperti persaudaraan, tuntutan keluarga, dan kesamaan identitas memberikan Bang Aan peluang dalam meneruskan bisnisnya.


[1] Tulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban dalam pemenuhan nilai Ujian Akhir Semester dalam perkuliahan Sosiologi Ekonomi yang dipimpin oleh Bpk. Asep Suryana, S.sos. M.si selaku dosen dalam perkuliahan ini dan ucapan terima kasih terhadap Bpk. Asep Suryana yang telah memberikan kesempatan memperbaiki kesalahan tulisan paper ini untuk jadi lebih baik.
[2] Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,1997), hlm. 160
[3] Ibid, hlm. 159
[4] Bachrawi Sanusi, Pengantar Ekonomi Pembangunan, 2004, Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 16
[5] Suatu Perumahan yang terletak di Pinggir Bekasi, Tambun Selatan
[6] Wawancara Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[7] Damsar, sosiologi ekonomi, (Jakarta: PT.RaaGrafindo, 1997), hlm: 48
[8] Ibid
[9] Wawancara Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[10] Rahmat Hidayat, Dualisme Sektor Informal Perkotaan : hand out mata kuliah sosiologi perkotaan. Hlm: 3
[11] Wawancara, Op.Cit
[12] Wawancara Bang Aan, tanggal 04 Mei 2011
[13]  Ibid
[14] Sebutan dari jalan alternatif
[15] Pengetahuan-umum.com, Asal-usul Kelapa, Di akses 04 Mei 2011, Pkl. 17.23
[16] Health.com/manfaat-buah_buahan/alpukat.php, Di Akses 04 Mei 2011, Pkl. 18.45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar